Belajar Dari Covid 19

Tanggal 2 Mei setiap tahunnya selalu diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Peringatan hari lahir tokoh pendidikan Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara ini biasanya diawali dengan upacara bendera yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan hingga kantor-kantor pemerintahan.

Akan tetapi, tahun ini Hardiknas diperingati dengan cara yang berbeda dari yang biasanya. Situasi pandemi Covid-19 yang ikut melanda Indonesia membuat perubahan pada sistem pendidikan di Indonesia.

Kita ketahui bersama bahwa sudah lebih dari sebulan para peserta didik baik itu sekolah maupun perguruan tinggi melaksanakan program belajar dari rumah. Hal itu guna mencegah meluasnya penyebaran virus Corona yang jumlahnya terus bertambah.  Data terakhir hingga sampai saat ini telah mencapai 10.551 kasus (data kemenkes 1 mei 2020).

Hari Pendidikan Nasional tahun ini mengangkat tema ‘Belajar dari Covid-19’. Sesuai temanya, Kemendikbud mengajak seluruh insan pendidikan untuk melakukan berbagai aktivitas kreatif yang dapat membangkitkan semangat meski berada di tengah pandemi, dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan Covid-19.

Karena sejatinya memperingati Hari Pendidikan Nasional bukan hanya diperingati dengan ceremonial belaka, tetapi lebih dari itu adalah bagaimana menumbuhkan semangat mempelajar ilmu pengetahuan dalam diri kita dan orang lain serta mengamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan bermsayarakat. Sebab pendidikan adalah tombak dimana manusia dapat menggunakan akal dan pikiran yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan.

Dengan adanya Covid-19 ini kita semua jadi sadar bahwa pendidikan itu bukan hanya tugas seorang guru saja. Akan tetapi pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak. Dimana dalam hal ini guru, orang tua, dan pemerintah harus sama-sama bersinergi jika kita bercita-cita untuk memajuan pendidikan di negeri ini. Karena pada dasarnya, pendidikan anak sejatinya adalah mutlak tugas orang tua, dan di akhirat nanti pun orang tua yang akan dimintai pertanggungawaban atas anak mereka masing-masing.  

Dengan adanya program belajar dari rumah yang dilakukan secara online ini memaksa setiap orang tua untuk terlibat langsung dengan kegiatan belajar anak-anaknya. Tak sedikit yang akhirnya mencurahkan pengalamannya mendampingi anak-anaknya belajar dirumah saja itu di sosial media. Salah satunya adalah ada orang tua yang sering marah kepada anaknya karena sulit diatur membuat mereka tidak tahan dan menginginkan anaknya kembali belajar di sekolah.

Dengan kejadian ini, harapannya adalah kita semua jadi sadar bahwa mendidik anak bukanlah sesuatu yang mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran tingkat tinggi. Sehingga rasa menghargai dan menghormati perjuangan seorang pendidik akan kembali tumbuh, dan tidak ada lagi kasus-kasus yang melecehkan sampai merendahkan martabat seorang guru baik itu yang dilakukan oleh siswa atau pun orang tua.

Hikmah berikutnya yang dapat kita ambil dari pandemi Covid-19 ini adalah kita menjadi tahu bahwa kelas bukan lagi menjadi satu-satunya tempat melaksanakan proses belajar mengajar. Hal ini tentu memaksa para pendidik untuk dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya.Di era digital dengan otomatisasi, kecerdasan buatan, dan ragam variannya ini tidak boleh membuat anak didik kita semakin tercerabut rasa kemanusiaanya. Di sinilah peran pendidik yang terus melakukan momong, among, dan ngemong, seperti pesan Ki Hadjar Dewantara. Ini berarti, pendidik yang dibutuhkan ialah mereka yang mampu menemani gejolak kaum muda yang mudah terombang-ambing di era semakin cepatnya perubahan zaman.

Akhirnya, di Hari Pendidikan Nasional ini kita semua selalu berharap bahwa pandemi segera berlalu dan tetap semangat dalam belajar meski di tengah situasi yang sulit.

Selamat Hari Pendidikan Nasional dari Kampus Ujung Timur Nusantara

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Karya Dharma Merauke

Merauke, 2 Mei 2020

https://www.youtube.com/watch?v=s_b1m28Gn-o